Admin
Posted on 3 years ago 847x dibacaBumiayu - Masih banyaknya praktik perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah menjadi catatan tersendiri bagi dunia pendidikan.
Sebagai upaya untuk mengurangi praktik perundungan di lingkungan sekolah, SMK Muhammadiyah Bumiayu mengadakan sosialisasi program pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah (Roots Indonesia).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 70 guru dan karyawan SMK Muhammadiyah, Rabu (13/10/2021).
Pada kegiatan tersebut hadir sebagai narasumber Ka Rozak selaku fasilitator nasional program Roots Indonesia. Dalam pemaparannya, Ka Rozak berpesan kepada para guru dan karyawan yang ada di lingkungan sekolah untuk bersama-sama mengurangi praktik perundungan.
"Jangan beri celah terhadap praktik perundungan, ciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan inklusif", terang Ka Rozak (13/10/2021).
Menurutnya, dampak dari korban perundungan dapat membuat psikologis siswa terganggu seperti tidak percaya diri ketika bertemu dengan teman sejawatnya, menjadi pendiam, bahkan jika terus dibiarkan korban perundungan suatu saat bisa menjadi pelaku perundungan jika tidak ditangani dengan tepat.
Nur Zaman, salah satu guru SMK Muhammadiyah Bumiayu menyambut baik kegiatan tersebut. Ia mengatakan bahwa semakin intensnya aktifitas di media sosial menjadi sebuah tantangan tersendiri karena disitulah cyber bullying bisa masuk.
"Saya berharap semoga ada kurikulum anti bullying , adanya gerakan nasional, dan bahkan penerapan kebijakan kota atau daerah yang ramah anak di seluruh tanah air", tegas Zaman.
Sebagai seorang guru, dirinya mengakui bahwa tantangan dunia pendidikan saat ini adalah menerapkan semua itu dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Guru-guru harus mendapatkan bekal, dilatih untuk memahami apa itu _bully_, bentuk-bentuk dan cara pencegahan serta penanganannya.
Ia juga mengatakan perlunya intervensi langsung dari pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ideal tanpa perundungan dan anti kekerasan.
"Pemerintah daerah juga harus mempersiapkan bantuan tenaga psikolog di tingkat kecamatan, untuk memberikan layanan konsultasi ke sekolah jika terjadi praktik perundungan antar siswa", ucapnya.
Kepala SMK Muhammadiyah Bumiayu Faiz Hanani, S.Pd mengungkapkan bahwa orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama menutup celah praktik bullying melalui kegiatan komite sekolah. "Selain guru, para siswa juga harus dilibatkan langsung dalam pelatihan-pelatihan tentang bullying ", ungkapnya.