Silahkan masukan running text disini | Berita berjalan terbaru | informasi mengenai website call 085741167889

Kompleksitas Dibalik Pembelajaran Daring

Admin

Posted on 3 years ago 916x dibaca

Pandemi Covid-19 yang juga belum berakhir sampai saat ini, telah membuat sebuah dilematis dalam berbagai lini kehidupan. Hampir setiap hari kabar terkait Covid-19 selalu menghiasi lini media masa cetak maupun online di bumi pertiwi ini. Hampir semua sektor terkena imbas dari Covid-19, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Hari ini dunia pendidikan kita diuji dengan pembelajaran yang beroirientasi pada “kemandirian”, mengapa demikian? Karena selama masa pandemi seluruh kegiatan inti pembelajaran yang berpusat di ruang kelas sekolah, kini berpusat di rumah atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Sistem dan regulasi yang ada sekarang perlu dievaluasi kembali. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sepertinya belum sepenuhmya berjalan dengan lancar selama pandemi ini. Banyak dari siswa dan orangtua yang membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan model PJJ yang memanfaatkan teknologi. Akses jaringan internet yang belum sepenuhnya bisa dirasakan dengan lancar di setiap daerah dan desa mejadi salah satu hal primer dalam PJJ. Kemudian kesiapan orangtua dalam mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah pun juga harus menjadi perhatian bersama. Tidak semua orangtua siswa ‘melek’ teknologi, ini yang bisa menimbulkan kesalah pahaman antara orangtua dan guru maupun anaknya.

Dengan mewabahyna Covid-19, masyarakat secara umum mulai merasakan kejenuhan. Semua kegiatan yang awalnya biasa face to face , kini perlahan tergantikan dengan daring (dalam jaringan). Pandemi membuat semua orang menjadi ‘makhluk goa’, karena ruang geraknya terbatas dengan adanya penerapan PSBB dan yang terakhir adalah PPKM darurat. 

Ada beberapa hal yang pelu diperhatikan dalam menghadapi sistuasi seperti sekarang ini, terutama dalam dunia pendidikan yang menerapkan sistem daring. Pertama, kesiapan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran daring yang belum tentu semua siswa dan orangtua memilikinya. Ini adalah komponen dasar pembelajaran berbasis daring. Kedua, Komunikasi antara pihak sekolah dan orangtua siswa harus intens, agar kendala yang ada dalam pembelajaran daring bisa segera ditangani agar berjalan dengan lancar. Komunikasi antara pihak sekolah dan orangtua siswa menjadi sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis daring untuk sama-sama bisa menyamakan persepsi terkait teknis pembelajaran yang diterapkan di masa pandemi seperti sekarang ini.

Ketiga , gadget. Modal utama dalam pembelajaran daring ialah kepemilikan gadget. Gadget merpakan komponen pendukung utama dalam proses pembelajaran daring. Dalam berbagai kasus, sering kali ditemukan gadget siswa sudah tidak bisa menampung file maupun bahan materi pelajaran karena masing-masing gadget  siswa tentunya memiliki kapasitas memori dan fitur penunjang yang berbeda-beda.

Dari ketiga hal tersebut, perlu adanya sinergi dari semua pihak agar pembelajaran daring tidak menjadi beban bagi para orangtua dan siswa dalam pelaksanaannya. Bagi pendidik, komunikasi yang baik perlu ditingkatkan lagi agar terjalinnya hubungan yang baik dengan orangtua dan siswanya selama melaksanakan pembelajaran daring. Peran serta orangtua juga harus ada dalam proses pengawasan anak-anaknya selama melaksanakan pembelajaran daring di rumah menggunakan gadget. Anak-anak sangat rentan sekali menjadi korban “cyber crime” di sosial media. 

Itulah kompleksitas pembelajaran daring yang sekarang sedang dialami pada dunia pendidikan kita. Ini merupakan sebuah tantangan bagi dunia pendidikan kita untuk mengukur sejauh mana kesiapan masyarakat secara luas dalam menggunakan teknologi sebagai komponen utama dalam digitalisasi pendidikan.

(Penulis adalah Jihan Putri Shandra, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Peradaban)