Admin
Posted on 3 years ago 888x dibacaKecerdasan Spiritual merupakan kemampuan yang dimiliki manusia dalam memaknai setiap persoalan dalam kehidupan dengan menggunakan pendekatan agama dan menjadi kebutuhan setiap manusia di era globalisasi. banyak orang tua yang tanpa sadar telah melakukan proses pendidikan yang mendorong anak untuk mencapai kesuksesan materi, popularitas dan menyisihkan nilai-nilai spiritualitas anak. Akibatnya adalah anak hanya memikirkan bagaimana dia mencapai keinginannya dengan cara apapun, serta hanya mementingkan egoisme semata. Ketiadaan keceredasan ruhaniah atau spiritualitas telah mengakibatkan hilangnya ketenangan batin dan pada akhirnya mengakibatkan hilangnya kebahagiaan pada diri anak tersebut.
Kecerdasan spiritual akan membantu seseorang untuk mengatasi masalah kehidupan yang tidak dapat diselesaikan oleh kecerdasan manusia lainnya seperti Kecerdasan intelektual (IQ) ataupun Kecerdasan emosional (EQ). Keduanya cenderung bersifat meterial dan tidak mampu menangkap sesuatu yang bersifat transenden. Dengan kecerdasan spiritual seseorang tidak hanya memecahkan persoalan hidup secara rasional atau emosi saja, tetapi ia juga mampu menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual Realitas pendidikan di era globalisasi yang mengabaikan nilai-nilai spiritual telah mengakibatkan hilangnya arah dan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu mencetak manusia yang paripurna (Insan Kamil). Pendidikan saat ini banyak terjebak dalam arus modernisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme (acuh tak acuh, tak peduli).
Di antara masalah yang timbul akibat krisis spiritual dalam pendidikan pada pelajar di era globalisai ini, pertama, tidak hentihentinya kita mendengar berita tentang tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak, seperti yang terjadi di beberapa daerah yang hampir setiap minggu diberitakan di berbagai media cetak maupun elektronik. Bagi sebagian daerah bukan suatu hal yang aneh apabila mendengar atau melihat anak-anak sekolah melakukan tawuran (perkelahian antar pelajar) yang tidak sedikit menimbulkan sejumlah korban. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang pemerhati anak Seto Mulyadi, yang menanggapi kasus tawuran antar pelajar , bahwa perlu adanya pendidikan spiritual bagi para siswa guna mencegah timbulnya kembali tawuran dikalangan pelajar.
Seto menilai pendidikan spiritual pada anak kini mulai terlupakan, baik oleh guru maupun orang tua. hal inilah yang membuat siswa kurang memiliki sikap keteladanan. Siswa hanya ditekankan pada prestasi dalam bentuk ranking dan nilai bagus tanpa disertai pendidikan spiritual. Padahal menurutnya pendidikan spiritual mampu membentuk kepribadian siswa untuk menjahui hal-hal negatif, termasuk tawuran. Kedua, jika melihat data hasil survey dari KPAI yang menyatakan bahwa 32% pelajar indonesia pernah melakukan perbuatan asusila, pelecehan seksual dan melakukan hubungan seks diluar nikah. Tentunya ini sudah cukup menjadi bukti ketidakefektifan penerapan sistem pendidikan kita saat ini.
Pendidikan yang tepat dalam mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak, harus mencangkup proses pembentukan kecerdasan spiritual agar potensi kecerdasan spiritual yang merupakan fitrah anak sejak lahir akan terasah dan dapat dikembangkan dengan baik dan juga di dukung dengan programprogram aktivitas keagamaan. Proses pembentukan kecerdasan spiritual di lingkungan pendidikan sekolah dasar di awali dengan dasar penanaman ketauhidan, pemahaman asmaul husna, mengimani dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran pendidikan agama islam.
Holas Brealey :37) dalam bukunya yang berjudul The Seven Step of Spiritual Intelligence: The Pratical Pursuit of Purpose, Success and Happiness Langkahlangkah dalam membangun kecerdasan spiritual dalam pembelajaran ada tujuh langkah dalam membangun kecerdasan spiritual yaitu : 1) Kesadaran, Pentingnya guru untuk mengajak peserta didik ke dalam dimensi spiritual yaitu tentang pentingnya materi yang hendak diberikan dan membuat peserta didik menyadari akan pentingnya materi yang diajarkan bagi diri peserta didik, 2) Kebermaknaan, memberikan makna di balik materi yang bermanfaat untuk diri peserta didik, 3) Evaluasi, nalar siswa yang tinggi terkadang mengakibatkan suatu pemahaman yang diluar materi, oleh karena itu hendaknya guru memberikan arahan, bimbingan dan koreksi, 4) menciptakan suasana belajar yang bermakna yaitu mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman pribadi peserta didik, 5) Visi, cita-cita peserta didik merupakan pendorong utama tumbuhnya spiritualitas. 6) Proyeksi, upaya untuk melakukan suatu perubahan secara bertahap yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam hal spiritualitas di masa depan. 7) Misi, untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada diri peserta didik merupakan tujuan utama yang harus diwujudkan dalam bentuk kegiatan nyata. Ketujuh langkah tersebut merupakan elemen penting dalam mengembangkan kecerdasan spiritual yang tertanam dalam pembelajaran, pembangunan kesadaran dari dalam dan di dalam pembelajaran merupakan kunci utama sebagai tahap pembentukan kecerdasan spiritual pada peserta didik.
(Penulis adalah Siska Purnama Sari, Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Peradaban Bumiayu)