Admin
Posted on 3 years ago 802x dibaca“Sebagai santri negara kesatuan republik Indonesia, selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga, membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian dunia. Sebagai santri negara kesatuan republik Indonesia, berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan ksejahteraan yang berkeadilan, lahir, dan batin untuk sebuah rakyat Indonesia”.
Narasi tersebut seringkali dilontarkan saat hari santri telah diperingati. Sebagai santri hakikatnya bukan hanya mengaji pada kiai, namun seorang santri memiliki tanggung jawab agama, negara dan bangsa. Pada tanggal 22 oktober 1945 KH. Hasyim As’ary memimpin perumusan fatwa dengan seruan “Resolusi Jihad” hal tersebut diterima dengan baik oleh kalangan kiai saat ini. Penatapan hari santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober ini memberikan sebuah momentum peringatan bahwa seorang santri memiliki peran dan tugas yang perlu diemban, ialah kontribusi baik dari segi pemikiran maupun dari segi tindakan untuk agama, bangsa dan negara.
Menteri Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei 2012 telah mencanangkan generasi emas yang diproyeksikan sebagai hadiah 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Menurut M. Nuh dari tahun 2012 sampai 2035, Indonesia memeroleh bonus demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif paling tinggi diantara usia anak-anak dan orang tua. Badan pusat statistik pada tahun 2021 bahwa jumlah anak usia 0-9 tahun mencapai 23.347.669 sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 23.1222.993 jiwa. Mereka inilah penduduk yang nantinya akan mengisi indonesia emas pada tahun 2045 dan memang orang-orang inilah yang nantinya akan menjadi pemegang kekuasaan pemerintahan negara Indonesia.
Globalisasi pearadaban dunia tentu membutuhkan sebuah kerangka pemetaan konsep untuk meluruskan dalam rangka mewujugkan apa yang menjadi visi dan misi bersama. Tahun 2045 adalah tahun keemasan di negara Indonesia karena usianya sudah mencapai 100 tahun, jika dianalogikan dalam tubuh manusia tentu usia tersebut sudah bukan lagi pada tataran kehidupan, bahkan hanya beberapa orang saja yang masih dalam hitungan hidup diangka tersebut.
Sampai saat ini Indonesia masih berkutit dalam tiga permasalahan yakni ekonomi, lingkungan alam dan pendidikan. Dari permasalahan tersebut sudah saatnya kontribusi nyata seorang santri menjadi garda untuk bersama-sama mencari sebuah akar solusi.
Tahun 2045 yang dicanangkan oleh menteri dalam hal ini santri sudah tentu harus ikut andil dalam menjadi sebuah catatan penting dalam agenda tersebut. Konsep berpikir santri akan lebih cenderung untuk menjadi santri yang berwirausaha, santri yang mandiri dan santri yang mahir dalam disiplin ilmunya.
Dalam santri berwirausaha selain menambah point untuk ekonomi pesantren juga menerapkan sistem yang dari saat ini sudah diterapkan di Indonesia ialah ekonomi kreatif. Bahwa semua orang dituntut untuk mempunyai jiwa berwirausaha demi memertahankan kelangsungan hidupnya. Bahkan rencana untuk Indonesia emas 2045 ialah ekonomi yang mumpuni untuk masyarakat yang masih banyak memerlukan bantuan. Sebab tugas santri sangatlah banyak, harapan bagi agama dan bangsa.
(Penulis adalah Fatha Ainul Yaqin, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Peradaban)