Silahkan masukan running text disini | Berita berjalan terbaru | informasi mengenai website call 085741167889

Problem Solving Pembelajaran Daring

Admin

Posted on 3 years ago 1122x dibaca

Sejak munculnya virus corona pertama kali di kota Wuhan (Tiongkok) dan kini sudah menjadi wabah global yang melumpuhkan banyak sektor di berbagai negara, termasuk sektor pendidikan. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan pembelajaran berbasis daring (dalam jaringan) untuk menunjang pendidikan tatap muka tayang terhenti akibat pandemi ini. 

Pembelajaran daring tersebut bisa diartikan pembelajaran online/pembelajaran yang dilakukan secara tidak langsung dan berjalan di rumah masing-masing siswa dengan menggunakan berbagai aplikasi untuk menjembatani kegiatan belajar mengajar siswa. Aplikasi penunjang pembelajaran dari rumah tersebut biasanya berupa ZOOM dan google meet untuk melakukan pembelajaran tatap muka, sedangkan untuk pembagian tugas guru atau dosen biasanya menggunakan aplikasi google classroom, telegram, whatApp dan masih banyak lagi.

Pandemi yang belum berakhir membuat pemerintah melanjutkan pembelajaran berbasis online menuai banyak polemik. Wajar jika polemik itu muncul selama proses pembelajaran daring diterapkan, mulai dari keterbatasan akses internet, ketidakpahaman siswa terhadap materi yang disampaikan hingga bertambahnya pengeluaran untuk membeli kuota data internet untuk proses pembelajaran. Belum lagi jika murid mendapatkan tugas maka orangtua mereka lah yang akhirnya terpaksa untuk mengerjakan tugas anaknya karena minimnya pemahaman murid terhadap penjelasan guru, hal ini terjadi pada jenjang pendidikan tingkat SD dan SMP.

Proses pembejaran daring yang sedang dijalankan saat ini dinilai kurang efektif, lalu bagaimanakah proses pembelajaran daring yang efektif agar bisa mencapai hasil yang maksimal? Pertama, guru harus kreatif. Kreatifitas guru sangat diperlukan dalam pembelajaran di masa pandemic seperti sekarang ini. Guru harus memiliki kompetensi dalam penguasaan IPTEK untuk menciptakan materi yang semenarik mungkin. Buatlah materi pembelajaran menjadi lebih menarik misalnya dengan mengubah media pembelajaran power point  menjadi video animasi bergerak singkat tentang materi yang akan di sampaikan.

Kedua, ice breaking dalam pembelajaran. Ice breaking juga penting dilakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada murid selain itu juga untuk melatih fokus anak yang kurang tertarik dengan pembelajaran online. Ice breaking tersebut bisa berupa games yang sedehana, bisa dengan bernyanyi bersama dan sebagainya. Inti dari ice breaking ini adalah untuk mengurangi tekanan dan kebosanan pada murid sehingga pada saat pembelajaran murid bisa lebih fokus dan guru pun bisa dengan mudah menyampaikan materinya.

Ketiga, motivasi. Motivasi juga sangat diperlukan murid untuk menambah semangat mereka dalam proses pembelajaran. Motivasi bisa diberikan pada awal, tengah atau akhir pembelajaran tergantung pada situasi, namun biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran. Motivasi sangat berguna bagi murid untuk membuka pandangan-pandangan baru entah tentang kehidupan maupun tentang dunia pendidikan.

Keempat, kurangi tugas murid. Mungkin ini terdengar kurang realistis untuk seorang guru. Pemberian tugas yang banyak bukan membuat siswa menjadi semakin paham dengan materi yang diberikan oleh guru, justru malah sebaliknya. Kondisi yang demikian membuat tingkat stres murid bertambah dengan tugas yang terlampaui banyak. Belum lagi keadaan yang di perparah dengan adanya kelas online yang membuat semua tugas menjadi beban juga bagi orangtua murid, realita ini menjadi semakin kompleks. Lalu bagaimana cara guru mengetahui pemahaman siswa setelah proses pembelajaran? Jawabannya ada di point kedua yaitu ice breaking. Lakukan tes kemapuan siswa dengan cara yang unik misalnya bermain tebak-tebakan tentang materi yang sebelumnya diajarkan dengan dijadikan lirik lagu atau bisa melalu gambar dan lain sebagainya.

Cara tersebut merupakan saran pribadi dari penulis karena tujuan sebuah pembelajaran adalah menyampaikan sesuatu ide/pemikiran yang baru tanpa memaksakan setiap anak untuk menghafalkannya melainkan hanya memahaminya saja. Pemberian tugas memang baik namun lebih baik lagi jika seorang guru lebih memahami psikis anak didiknya masing-masing agar tetap stabil dan tidak berada dibawah tekanan pada saat mengikuti pembelajaran.

-Keberhasilan seorang guru dalam mengajar bisa terlihat pada antusias murid saat mendengar nama guru tersebut disebutkan- Dewi Oktari

(Dewi Oktari is a Student  English Language Education Program of Peradaban University, Brebes Regency, Central Java)