Admin
Posted on 3 years ago 1372x dibacaSebuah studi membuktikan bahwa memelihara kucing atau hewan peliharaan lainnya dapat menjadi pengalihan rasa bosan dan stress apalagi di tengah kondisi sekarang ini. Awal tahun 2021 memelihara kucing kembali menjadi tren setelah pernah tren sebelumnya di tahun 2017.
Sejalan dengan seorang ahli dari George Mason University Tonya E Thornton dan Terry L Clower mengungkapkan "Hilangnya persahabatan sosial dan penyakit kesehatan mental terkait [Covid-19] terutama di antara populasi berisiko yang harus menanggung perpisahan dari keluarga dan teman selama berbulan-bulan, dapat sangat dikurangi dengan memiliki hewan peliharaan,"
Melansir dari metro, Berikut beberapa rangkuman studi manfaat memelihara kucing, sebagai berikut:
Berdampak Positif pada Kesehatan Mental dan Risiko Penyakit Jantung
Memiliki hewan peliharaan apa pun baik untuk kesehatan mental dan jantung seseorang. Memelihara kucing juga mampu menurunkan tingkat stres seseorang. Satu studi menemukan bahwa selama periode 10 tahun, pemilik kucing 30 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena serangan jantung atau stroke daripada pemilik non-kucing. Hal ini terjadi karena pemilik kucing lebih santai dan mengalihkan aktivitas menjenuhkannya dengan bermain bersamanya.
Membantu Anak Penderita Autisme
Dalam studi penelitian University of Missouri, Amerika Serikat menemukan, bahwa interaksi sosial anak penderita autisme membaik ketika dikelilingi hewan peliharaan. Gretchen Carlisle, peneliti dari Research Center For Human-Animal Intercation mengungkapkan “Jenis keterampilan social ini biasanya sulit bagi anak-anak penderita autism. Akan tetapim studi ini menunjukan kepercayaan diri anak akan lebih besar bila hidup bersama hewan peliharaan.
Dalam studi itu, hampir separuh dari total keluarga yang diteliti memiliki kucing peliharaan. Para orang tua dalam keluarga-keluarga tersebut pun melaporkan ikatan kuat yang terbentuk antara mereka dan anak-anak.
Dengkuran Kucing Bantu Menyembuhkan Nyeri Tulang, Sendi, dan Otot
Kucing biasanya akan mengeluarkan suara seperti sedang mendengkur, atau yang biasa disebut dengan purring. Hal tersebut sebagai tanda jika kucing sedang merasa bahagia. Suara dengkuran kucing itu memiliki kemampuan penyembuhan bagi nyeri tulang dan otot manusia.
Hal ini, terkait dengan frekuensi getaran dengkuran kucing yang berada pada kisaran 20-140 Hz. Sebuah studi pun menunjukkan, bahwa frekuensi getaran antara 18-35 Hz memiliki efek positif pada persendian setelah cedera.
Memikat Lawan Jenis
Sebuah riset di lakukan seorang peneliti hewan peliharaan June Nichols menemukan bawa perempuan cenderung lebih tertarik pasa pria yang memiliki hewan peliharaan. Sebanyak 90 persen responden perempuan yang di survey adalah lajang dan memandang pria yang memelihara kucing di nilai cenderung lebih baik dan penyayang.
Selain beberapa manfaat di jelaskan di atas, kucing juga memiliki fakta unik lainnya. Dulu, penilaian terhadap kucing adalah hewan liar, kotor dan nakal sebab suka mencuri makanan (tertutama berbau amis) dapat di patahkan dengan, bahwa tidak semua kucing seperti itu. Kucing dapat bertingkah normal bahkan menggemaskan apabila di rawat sebab kucing dapat mengerti tempat di mana ia makan, dan membuang kotoran. Meskipun ketika di awal cukup merepotkan untuk mengajarinya mengerti tempat-tempat yang semestinya.
Berbaur dan mengenal lingkungan hidup kucing menambah rasa suka tersendiri. Tingkah lucu yang di hadirkan membuat canda tawa. Tidak hanya itu, sang pemilik dapat belajar rasa sayang yang di miliki seekor kucing pada kucing lainnya.
Hal ini di buktikan pada salah satu kisah dari pemilik kucing, memiliki 2 ekor kucing. Manakala ketika pemberian makan, sang pemilik memberikan makan dalam satu wadah yang sama, terlihat kucing yang lebih besar mengalah kepada kucing yang lebih kecil untuk tidak ikut makan begitu sebaliknya. Untuk beberapa kali hal ini di lakukan kemudian pada akhirnya sang pemilik menggunakan cara kedua. Pemilik memberikan makan dua ekor kucingnya dengan dua wadah karena sang pemilik merasa iba melihat fenomena itu.
Kisah lain yang juga menarik perhatian sang pemilik adalah manakala kucing yang lebih kecil hilang dan sang pemilik kucing pergi mencari, sang kucing besar juga merasakan rasa kehilangan tersebut. Jadi, hewan pun memiliki rasa kehilangan.
(Penulis adalah Vadilah Anggraeni, mahasiswi Universitas Perdaban Bumiayu, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris)