Admin
Posted on 3 years ago 931x dibacaTidak ada yang dapat memastikan kapan waktunya menjadi di kenal secara luas. Terkadang keterkenalan datang dari cara-cara tidak terduga dan tidak di sangka-sangka. Namun, dapat di pastikan menjadi ada dan naik kepermukaan itu memerlukan waktu cukup lama, usaha yang besar serta atas izin dan sentuhan bantuan dari sang pencipta. Karena pada akhirnya segala upaya yang telah di lakukan akan di kembalikan pada yang mengendalikan alam semesta. Manusia hanya berencana, berusaha dan terakhir berdoa.
Alam memang begitu besar memainkan perannya. Alam juga yang mengajarkan hakikat keberadaan yang pernah ada, dan seiring berjalannya waktu menjadi terlupakan atau bahkan yang dulu di sepelakan, saat ini menjadi di gandrungi semua kalangan. Sekali lagi tidak ada yang dapat menebak kapan datangnya hari kebangkitan.
Pandemi menjadi bukti sejarah yang saat ini sangat berhubungan langsung dan di jadikan sebagai sebuah pelajaran. Di awal merebaknya wabah, menuntut pembatasan sosial berskala besar memunculkan keberadaan Dalgona Coffee sebagai tren sekaligus penghibur masyarakat dunia selama masa karantina. kemunculan Dalgona Coffee disinyalir terjadi pada awal Januari 2020 dalam sebuah acara televisi menampilkan actor ternama Jung II-woo berada di sebuah kafe di Makau. Pemilik kafe membuatkannya minuman kopi dengan gula pasir yang di aduk sebanyak 400 kali, kemudian di tambahkan air panas dan es batu.
Proses pembuatan dan cita rasa yang di hasilkan serupa jajanan bernama Dalgona, ketika sekolah dasar dulu. Sehingga ia menjulukinya sebagai Macau Dalgona Coffe. Sejak saat itu banyak public figure korea selatan dan artis papan atas lainnya turut membicarakan kreasi kopi ini serta kemudahan bahan dan pembuatannya, sehingga menciptakan banyak peminat mulai dari yang sekadar mencoba membuat sampai di jadikan konten sosial media sebagai tutorial cara membuat Dalgona atau konten komedi.
Selain itu, melansir dari beberapa sumber telusur lebih mendalam di temukan minuman serupa dari beberapa negara seperti Malaysia dengan minuman serupa yaitu teh tarik, India dengan sebutan Phenti Hui Coffee (kopi kocok) dan Sumatra Barat, Indonesia dengan minuman teh talua (teh telur) serta Dalgona asal Korea Selatan yang sebenarnya merupakan jajanan permen berbahan dasar gula, dalam bahasa korea di sebut “ppopgi” berarti “minuman madu” merupakan jajanan masa di era tahun 70-an hingga 80-an. Namun, seiring perkembangan zaman mulai tergantikan.
Berdasarkan asal usul keberadaan Dalgona di atas. Hal tersebut memberikan sebuah nilai pelajaran bahwa sesungguhnya akan ada suatu masa sesuatu yang pernah ada dan terlupakan kembali di ingat khalayak banyak. Selain trend yang menghibur di situasi karantina mandiri awal pandemi, keberadaannya menjadi lahan ekonomi bagi layanan kuliner dalam menambahkan daftar menu.
Hal kedua menyoroti pada keberadaan sebuah spesies tanaman hias yaitu keladi. Tanaman ini banyak tumbuh di pinggir jalan, hutan dan selokan yang sering kali di abaikan dan di sepelekan. Keadaan yang menuntut selalu di rumah mengubah perilaku demi mengisi waktu luang banyak mengalihkan dengan bercocok tanam. Salah satunya bercocok tanam tanaman hias jenis keladi. Hingga sekarang tren bercocok tanam masih mendominasi selama beraktivitas di rumah dan juga sebagai terobosan komersial. Karena harga yang di tawarkan cukup lumayan tinggi
Terakhir adalah salah satu keberadaan media sosial tik tok juga turut membahana digunakan semua kalangan. Di Indonesia keberadaan tik tok sempat sebagai buah bibir dengan kemunculan seorang bocah kecil yang tergila-gila bermain tik tok. Namun siapa sangka setelah beberapa tahun berselang seluruh dunia geger memainkan satu aplikasi media sosial ini. Fitur unik yang di tawarkan mampu menarik perhatian masyarakat dunia yang lagi-lagi dapat di gunakan untuk mengurangi kejenuhan selama masa karantina. Selain itu, telah di jadikan sebagai media promosi yang cukup terbilang sukses menarik daya beli produk hanya dengan melihat unggahan video tik tok berdurasi 1 menit.
Maka dari tiga contoh hal tidak terduga di atas, selayaknya bagaimanapun keadaan yang tengah menimpa sudah barang tentu tetap akan menemui jalan keluar melewati keterbatasan itu. Dengan beberapa kemunculan tren selama pandemi bagi orang yang jeli dan berfikir kreatiflah dapat di gunakan sebagai peluang sebuah usaha atau energi positif untuk menciptakan hal-hal baru.
(Penulis adalah Vadilah Anggraeni, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Peradaban)